Langkah Ducati memboyong Marc Marquez ke tim utama sudah mengundang tanda tanya. Apakah itu artinya Ducati mengingkari filosofinya sendiri?
Marc Marquez akan “naik kelas” untuk menjadi rider di tim utama Ducati tahun depan. Hal ini turut berdampak pada nasib sejumlah rider yang harus kehilangan tempatnya.
Sebut saja Jorge Martin dan Marco Bezzecchi, dua rider yang awalnya sempat digadang-gadang jadi kandidat rider tim pabrikan Ducati. Langkah itu pun membuat Ducati dipertanyakan.
Baca juga: Jorge Martin Disebut Tak Tahan dengan Tekanan Bagnaia di Sachsenring |
Apalagi pabrikan asal Italia itu sebelumnya dikenal dengan filosofi pengembangan rider muda, yang dianggap tidak tercermin dari perekrutan Marc Marquez (31 tahun) alih-alih Martin (26) dan Bezzecchi (25).
Menjawab spekulasi tersebut, Manajer Tim Ducati Davide Tardozzi menegaskan bahwa tidak ada yang berubah dengan filosofi mereka terkait pengembangan rider muda. Dan ia pun punya buktinya.
“Semua bilang kami berubah sikap, mengubah pendekatan terkait dengan para rider muda. Tapi cuma kami satu-satunya tim yang berinvestasi di rider Moto2 tahun depan. Jadi kami tidak mencampakkan filosofi tersebut,” kata Tardozzi kepada TNT Sports.
Baca juga: Marc Marquez Bidik Tiga Besar di Akhir MotoGP 2024 |
“Kami masih menganggap perlunya berinvestasi pada rider-rider muda. Tapi ketika mereka tumbuh, mereka akan menginginknan motor pabrikan,” tuturnya.
Sehubungan dengan Marc Marquez yang akan jadi salah satu rider di tim pabrikan Ducati musim depan, Tardozzi menyebut bahwa pencapaiannya di atas lintasan sebagai faktor utama.
“Marc memang tidak muda lagi. Ia salah satu yang paling tua di lintasan. Tapi kita lihat saja data. Ia punya motor ’23 dan kita lihat lagi datanya,” sebutnya.
(krs/cas)